BPJS Kesehatan Harus Jemput Bola Terkait Defisit Rp 7 triliun

28-04-2016 / KOMISI IX

Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani mengatakan adanya defisit mencapai Rp 7 triliun yang dialami BPJS Kesehatan, sebetulnya tidak perlu terjadi asalkan manajemen BPJS Kesehatan bisa menjemput bola dan tahu tugasnya.

 

“Karena begini, saya mencatat untuk Peserta Penerima Upah (PPU) saja itu kan ada sekitar 35 juta yang aktif bayar, dibandingkan dengan peserta yang membayar JHT untuk BPJS Ketenagakerjaan mencapai 19,27 juta. Nah kalau kita kejar PPU nya ini diambil dari peserta BPJS Ketenagakerjaan, misalnya ditambahkan 8 juta saja, maka kita bisa hitung 8 juta dikali upah rata-rata 2 juta dikali 5 persen dikali 12 maka pertahun kita mendapat 9,6 trilliun, kan tidak perlu ada defisit lagi,” terang Irma saat RDP di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, (27/4/2016).

 

Menurut Irma, jika tingkat kepesertaan mandirinya digenjot, dan kerjanya benar, mau turun jemput bola, koordinasi dengan Direksi BPJS Ketenagakerjaan, soal defisit, kata Irma tidak akan terjadi, “Jadi gak usah ngomong terlalu banyak sana-sini soal mismatch (ketidaksesuaian-red),”tegasnya.

 

Maka dari itu, lanjut Irma, adanya koordinasi dengan direktur BPJS Ketenagakerjaan mengenai kepesertaan yang mencapai 19,27 persen, agar peserta ini masuk ke BPJS Kesehatan.

 

“Dewas juga perlu menghitung dari data yang ada di BPJS Ketenagakerjaan, kenapa mereka mau membayar kepesertaan JHT tetapi tidak membayar BPJS Kesehatan. Saya berharap yang saya sampaikan ini akan memberi solusi terhadap defisit,”harap Irma.

 

Sementara itu, dalam RDP Komisi IX dengan Dewas BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Irma mengapresiasi atas semua masukkan yang telah disampaikan Dewas dan akan mengkolaborasikannya dalam rapat Komisi IX DPR.

 

“Komisi IX akan mengkolaborasikan semua masukan-masukkan itu, lalu Komisi IX juga akan memberikan supporting kepada Dewas BPJS untuk lebih memaksimalkan kinerja sebagai pengawas,”papar Irma. 

 

Lebih lanjut ungkap Irma, Dewas BPJS jangan hanya ‘curhat’ ke Komisi IX namun ke jajaran direksi BPJS nya tida bisa apa-apa, “Disini (DPR-red) keras ngomongnya sampai ke direksinya diam saja ngak ada yang bicara, jangan hanya disini (DPR-red) teriak-teriak minta support tetapi disana gak bisa ngomong,”tandas politis dari Fraksi PKB ini. (rnm) foto:Jayadi/mr.

 

 

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...